Kamis, 30 September 2010

PUISI PERJALANAN

PUISI PERJALANAN Air Mata Dalam Sunyi Apalah artinya hidup bila air mata tak sanggup menahan rasa semua yang terjadi biarkan ia datang dan pergi tanpa bekas biarkan ruang-ruang ini sa telusuri walau harus menahan gejolak batin biarkan jalan-jalan ini kutapaki satu demi-demi satu, walau harus menahan sunyi tak bertepi biarkan darah juang membasahi naluri jiwa yang mengering Demi negeri, sa tunduk saat hati berkata "tanah air atau mati" Air Mata Bila tak sanggup, biarkan air mata mengalir Mungkin ini salahku Engkau benar Keputusanmu adalah kebahagiaanmu duniaku bukan kebahagiaanmu selamat datang duniaku kemarin engkau bilang langit masih cerah kini suram tak bersahabat Aku rindu bermalam dalam sunyimu Aku rindu berjalan mengitari belaska musuh Ibu Relakan Daku Membencinya sa pikir engkau terakhir dalam hidup ini, karnanya sderhana dalam kekurangan ku brikan untukmu, setiap mendengar keputusanmu, terpaksa air mata berlinan menahan egoisme dan keangkuhan ini, ku membagi tulus cinta dan tangis jalanan ditengah mereka yang tak henti mengejarku ku ingin bisik kita tengah malam tak beralalu dalam mimpi dan angan-angan ku bertahan walau hati sakit setiap dengar tutur katamu Dosapun ku langgar sebab sa pikir kau terakhir dalam hidup ini Ternyata smua ini mimpi belaka kala sa tahu mempertahanmu itu bukanlah terbaik bagi dirimu sa menyesalinya....!! Ku tanya bangsa, ku tanya ibu pertiwi Bukankah dia teman darah juang ini? Bukankah dia dewi dalam kesesakanku? Terimakasih bunda....! relakan darah juang ini, relakanku menata jalur kita Ku ingin engkau memelukku Ku ingin sendiriku bahagia Ibu yakinkanlah daku mencintai jalan kita seperti aku mencintai dirinya...! Nyamuk Malam Andai aku bintang ku ingin ia mencari cahayaku diantara yang lain Andai aku bulan, ku ingin menyinari kegelapan malam yang sunyi ini Andai aku matahari, ku ingin memberi sinar harapan pagi Dunia memberi seribu arti Ia memilih, ia menerima dan menolak, ia membenci dan merindu, Ia menangisi dan menertawai Andai aku punya sayap kupilih terbang melintasi tebing yang menjulang kuterima kenyataan dan menolak mata dunia membenci hawa nafsu dunia dan merindukan dia menangisi nasip negeri dan menertawai kabut kelam Sunyi lebih baik..... Dingin malam lebih nyaman lapar lebih kenyang nyamuk malam teman juangku Sakit Mungkin Tak Berujung Tambah kemarin, setiap sakit hati Hari ini kudengar, sakit mungkin tak akan berujung ini memang salahku...! Takut Mamiliki Senyap malam tak senyenyap gejolak rasa ini gelisa tak habis-habis bingung dan sedih menuai tetes air mata malam ku terteduh disetiap datang resah ingin menguak cinta dan derita tapi sejagat preman penjajah membumbung ketenangan mereka masih setia menyetir jalan perjuangan ini malam bangun dan siang pun ingin cepat berlalu bukan karena mereka kutakuti hidupku tidak juga menyayangi keakuhan aku takut saat tak mampu memiliki kasih aku takut saat kau kehilangan moral perjuangan aku takut saat anak bangsa menakutiku melihatku sinis bagai para preman penjajah itu saat kau merasa terjajah atas kehadiranku saat kau merasa takut memilikiku atas jalur pilihanku... saat itu hati ini tak tenang.... Tiap Kutikan lirik lagu ku dengar, sayup di hati... alunan menawan hati menghantar senja tiap kutikan menyentuh alam rasa hanya kau laptop hanya hatiku yang bisa merasakannya berlalulah senja menyongsong hari gelap malam yang penuh misteri tak kuasa ku menahan rasa biarlah ku menyudahinya Untukmu Laptop Saat terbangun malam ini, hanya kau yang mampu melukiskan rasa dilayarmu berharap kau menjadi teman dalam jalan duri yang sengit kau menampung segala rasa ini. dilayar putihmu, ku rangkai sedih air mata, benci dan duka hanya kau yang mampu menyimpan segalanya. Hanya kau..! Tiada Seindah Hari Itu Tiada seindah hari itu kau datang padaku kau bisik kata mesrah malam tak tahu sikapmu begitu kini Bingung di kepala sakit tiada henti di hati Tidur tak sanggup sunyi ini menjadi setan lagu malam menusuk hati menambah lelah dalam bisu di kebisuhan pagi ku tertidur sedih seakan hari ini suram tak ada semarak hanya desahan nafas pasrah

Tidak ada komentar: