Sabtu, 20 Maret 2010

Massa Minta Dukungan Obama

Untuk Mewujudkan Kemerdekaan ‘Bangsa Papua Barat’
JAYAPURA—Komite Nasional Papua Barat (KNPB) beserta pendukungnya menggelar aksi unjukrasa di Halaman Gedung DPRP di Jalan Samratulangi, Kota Jayapura, Kamis (18/3). Aksi unjukrasa ini merupakan kelanjutan aksi yang dilakukan di Sentani dan depan Kantor Pos dan Giro Abepura sejak pagi kemarin. Massa menuntut DPRP memfasilitasi sejumlah perwakilan KNPB beserta elemen elemen pendukungnya untuk berangkat menemui Presiden Amerika Serikat Barack Obama yang menurut rencana akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Jakarta pada pekan depan. Massa sempat mengancam apabila DPRP tak memfasilitasi pertemuan KNPB beserta pendukungnya, akan menduduki halaman DPRP hingga tuntutan bertemu Presiden Obama direalisasikan. Alasannya, Presiden Amerika Omaba , mesti bertanggungjawab atas segala ketidakadilan yang dilakukan terhadap hak- hak rakyat Papua Barat. Dikatakan, masalah Papua tak pernah diselesaikan pemerintah RI, padahal bangsa Papua Barat pernah menikamti kemerdekaannya sejak tahun 1962, tapi pemerintah Indonesia mengambil kembali dimana saat ini bangsa Papua dininabobokan melalui pemberian dana Otonomi Khusus dari pemerintah Indonesia sebagai suatu upaya membungkam rakyat Papua. “Kami menolak Otonomi Khusus bagi rakyat Papua dan akan terus menuntut kemerdekaan bangsa Papua Barat lepas dari NKRI,” ujar massa. “Keinginan bangsa Papua Barat untuk merdeka tak pernah ditanggapi pemerintah Indonesia. Padahal bangsa Papua Barat ingin hidup aman dan tenteram di tanah yang Tuhan berikan kepada mereka”. Menurut massa, salah satu agenda kunjungan Presiden Obama adalah melakukan dialog antara Papua—-Jakarta. Padahal rencana dilakukan dialog Papua—Jakarta selama ini mendapat penolakan dari sejumlah massa yang tergabung didalam pro otonomi. Massa juga membentangkan spanduk dan pamlet antara lain berbunyi Rakyat Papua menuntut segera membebaskan Tapol/Napo tanpa syarat, Reviev Ulang Pepera 1969, Dengan tegas rakyat Papua menolak dialog Jakarta—Papua, Segera Tutup PT Freeport Indonesia serta segera tarik militer dari Papua.“Kami secara khusus ingin menyampaikan kepada Presiden Amerika Serikat Barack Obama agar mendesak pemerintah RI untuk memberikan referendum kepada bangsa Papua Barat untuk mengurus nasibnya sendiri atau menuntut kemerdekaan bangsa Papua Barat,” ujar salah seorang koordinator aksi. Disambut pekikan massa dengan yel Hidup Referendum, Otsus Gagal dan lain lain. Setelah sejam menggelar orasi muncul para anggota DPRP yang keluar dari ruangan masing masing dan menunggu di pintu utama Gedung DPRP menemui para pengunjukrasa. Mereka masing masing Yunus Wonda (Wakil Ketua I), Carolus Boli (Anggota Komisi C, Boy Dawir (Wakil Ketua Komisi D), Adolf Asmuruf (Anggota Komisi D), Nason Uti (Anggota Komisi D), Hagar Aksamina (Anggota Komisi E), Jefri Kaunang (Anggota Komisi D), Tony Irfandi (Anggota Komisi C), Ananias Pigay (Wakil Ketua Komisi E) dan Magdalena Matuan (Anggota Komisi E). Wakil Ketua I DPRP Yunus Wonda di hadapan massa KNPB mengatakan, pihaknya akan menyampaikan aspirasi yang disampaikan kepada Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan pemerintah RI bahwa KNPB beserta elemen elemen pendukungnya ingin bertemu untuk menyampaikan kemerdekaan dan hak hak hidup bangsa Papua Barat. Massapun akhirnya dengan tertib memberikan kesempatan kepada para wakil rakyat untuk kembali keruangannya masing masing agar perwakilan KNPB beserta elemen elemen pendukungnya dapat menemui dan memberikan tuntutan untuk disampaikan kepada Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan pemerintah RI. Massa yang tiba di Perempatan Taman Imbi, itu didahului barisan sepeda motor yang langsung memasuki pintu gerbang Gedung DPRP dan melakukan aksinya memutar disekitar rumah rakyat ini. Setelah itu muncul barisan massa membawa spanduk, pamlet dan bendera berwarna merah. Mereka dihentikan 2 kendaraan lapis baja dan petugas gabungan dari Polresta Jayapura dan Satuan Brimob Polda Papua. Tiba tiba muncul massa yang datang dari arah Polda Papua dan langsung bergabung bersama massa yang berkumpul di Taman Imbi, Kota Jayapura. Setelah dilakukan pen¬¬dekatan dari petugas Polresta Jayapura yang dipimpin Kabag Ops Polresta Jayapura AKP Dominggus Rumaropen SSos, akhirnya massa diizinkan untuk memasuki Halaman Gedung DPRP. Massapun masuk dan berlari mengelilingi taman air mancur ditengah Gedung DPRP sambil meneriakan yel Papua Merdeka yang dipimpin seorang pria yang berdiri diatas mobil yang disiapkan sebelumnya. Beberapa saat kemudian, Koordinator Lapangan aksi unjukrasa menenangkan massa kemudian dilakukan orasi dan pembacaan puisi dari masing masing elemen pendukung KNPB yang isinya menuntut pemberian referendum bagi rakyat Papua Barat untuk mengurus dirinya sendiri terlepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hingga berita ini diturunkan massa KNPB dan elemen- elemen pendukungnya masih menduduki Halaman Gedung DPRP. Sempat Palang Uncen Waena Sebelumnya massa berkumpul di Kampus Uncen baru Waena. Dalam aksi yang diawali dengan pemalangan di Gapura Kampus Uncen Baru Waena sekitar pukul 09.00 WIT, tidak lama kemudian massa melakukan long marc menuju putaran taksi Perumnas III yang telah terlebih dahulu didrop pasukan keamanan dari kepolisian. Dari panatauan Bintang Papua, di mata jalan masuk ke Kampus Waena tersebut massa kemudian ditemui Pembantu Rektor III Drs. Paulus L Holmers,M.Si. dan Kapolsekta Abepura AKP Yafet Karafir. Setelah berdialog beberapa saat, kemudian disepakati untuk menjaga agar aksi demontrasi tidak terjadi anarkisme. Massa akhirnya bersedia diangkut dengan truk yang disediakan aparat kepolisian menuju DPRP. Dan dalam perjalanan, sesampainya di Perumnas II Waena, massa dari Ekspo Waena datang sebanyak dua truk beserta puluhan pengendara sepeda motor, sehingga jumlah truk yang tadinya enam bertambah jadi delapan truk pengangkut para demonstran. Paulus L Holmers mengungkapkan bahwa pihaknya sudah melakukan pelarangan kepada penanggungjawab aksi demontrasi yang memanfaatkan Uncen sebagai titik kumpul massa. ‘’Demo ini dari tahun ke tahun Uncen jadi sasaran titik kumpul massa. Pertimbangan pertama adalah mereka menganggap bahwa massa ada di sini. Kemudian mereka menganggap di Uncen Baru Waena ini menjadi tempat empuk bagi mereka. Berulang kali kita sudah himbau melalui surat tertulis tetapi mereka tetap melakukan. Dan ini tahun ini dilakukan sebagian besar mahasiswa,’’ ungkapnya saat ditemui di sela-sela memberikan arahan kepada pendemo untuk tertib. Dan karena sebagian, besar pendemo adalah mahasiswa, Paulus L Holmers mengharapkan tidak terjadi anarkisme. ‘’Saya harap demo ini dilakukan secara baik, secara berwibawa karena ini mahasiswa yang demo. Bukan rakyat-rakyat biasa yang demo. Kemudian menghindarkan diri dengan kegiatan-kegiatan yang menjurus pada anarkis. Kami sangat tidak harapkan itu,’’ ungkapnya dengan tegas.

Sabtu, 06 Maret 2010

HILANGNYA WAJAH PELANGGARAN HAM PAPUA DARI PANDANGAN DILUAR

HILANGNYA WAJAH PELANGGARAN HAM PAPUA DARI PANDANGAN DILUAR Hilangnya wajah dan bukti pelanggaran HAM di Papua sudah dianggap biasa oleh beberapa kaum dan pemimpin di tanah Papua Barat. Dan juga hilangnya pelanggaran HAM di tanah Papua Barat terus mendorong pelaku penggaran HAM agar terus melakukan aksinya dengan kejam terhadap Rakyat Papua Barat. Dimana hilangnya pelanggaran HAM ini terjadi, karena beberapa factor utama yang menhalanggi dan menutupi pelanggaran HAM di Tanah Papua Barat. Dimana apabila kita melihat bukti nyata yang terjadi di lapangan adalah daerah Papua Barat terisolir dari pandangan Pers. hal ini dapat dibenarkan sebab banyak permasalahan Papua Barat seperti; pembunuhan, pemerkosaan, penganiayaan, dan pelanggaran HAM papua Barat yang belum terungkap hingga saat ini. walaupun Pers adalah Lembaga Independen dan memiliki Etika tersendiri dimana Pemerintah maupun Negara tidak bisa ikut campur dalam penyiaran, namun banyak hal yang diintervensi oleh aparat Keamanan dan BIN dalam menyiarkan dan menyebarkan Informansi tentang Pelanggaran HAM di Papua Barat. Dimana, Badan Intelijen Negara (BIN) selalu mengatur dan menyusup masuk kedalam dunia pengeditan sehinga apabila ada tentang pelangran HAM maka BIN selalu menolak untuk ditayangkan di layar televisi dengan alasan Peyiaran ini bisa dapat merugikan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mereka juga mengatur menstir segala Perjalanan dan penyiaran tentang Pelanggaran di Papua Barat. Hal ini terjadi karena; alasan pertama, Pemerintah Indonesia adalah pelaku utama dalam pelanggaran HAM di Papua Barat;, alasan kedua, BIN tidak ingin pelangaran HAM di tanah Papua Barat ini disaksikan oleh Dunia internasional. Hal hal diatas ini menjadi, pemikiran utama sehingga daeah Papua terutama pelanggarah HAM yang terjadi di Papua barat tidak pernah diangkat dalam dunia penyiaran. Dengan demikian, wajah pelanggaran HAM di tanah Papua Barat hanya disaksikan oleh beberapa Oknum dan Bangsa Papua Barat itu sendiri tampa disaksikan oleh Organisasi dan Negara Negara Internasional lainnya. Dengan kata lain Wajah pelanggaran HAM terus ditutupi Oleh Pemerintah Indonesia dengan segaja.

Rabu, 03 Maret 2010

PENGINDASAN TANAH PAPUA

TENGISAN TANAH PAPUA Lihatlah bangsa kami tanah Papua Telah berubah menjadi bangsa yang bengis Oh ......... Tuhan ampuni mereka Tuk saling menyerang dan menggilas Kerusuhan, pembunuhan yang terjadi ditanah papua Terhadap anak pribumipun sangat tersiksa Tiada lagi pengharapan dimata manusia Agar tuhan akan nyatakan kuasanya Oh............Tuhan dengarkanlah umat ciptaanya Siang dan malam bersujud padaMu Oh Tuhan lindungi mereka Dari cobahan terhadap anak negri ku papua. KASIH Kasih yang pertama dihati adalah suci Mana kala kau sirami dan saling ampuni Dan bias wajahnya kau kian menjadi nyata Kau dan aku selalu cinta selamanya Dan biarlah kasih mengasihi Disetiap reluh hati Agar setiap hati mengalami Tuhan menyapa dan mencintaiku Lewat kasih yang engkau berikan buatku Agar engkau dan aku saling memahami Tuhan hadir dan bisik didalam hatiku Kau dan aku cinta selamanya. DARAH Darah, jatuh tampa ada penjelasan Saat ngiur melambai disiang itu Aku mendengar ada keributan kesana –ke sini Mesin siuhpan terbunyi riuh Disiang itu banyak air matah yang mengalir Di seluruh tanah airku papua Darah ini jatuh tampa ada alasan Suaraku dibuangkam dan mesin senapan sunyi Aku mendengar ada sanak saudara telah mati NEGARA HUKUM SIAPA? Bahasa dan kebenaran berubah Jadi barang dagangan Bangsa akan menjadi daun – daun kering Hukum berpihak kepada maling Hukum milik orang – orang kecil Bangsa apa negri ini?

Senin, 01 Maret 2010

MEMBAKAR BENDRAKU, TAPI BUKAN NURANIKU

MEREKA MEMBAKAR BENDRAKU, TAPI BUKAN NURANIKU

Jumat, 6/07/2007 pukul 15:14 aku masih duduk terbisu karena capeh. Mulai 2 hari yang lalu, sa tidak tidur baik. Di kamar itu, ku tertidur diatas koran yang membatasi dingin lante bertehel. Jenuh dan capeh setelah pulang koordinasi aksi selanjutnya. Desak rasa juang melupakan lelah badan. Sa angkat remote TV didepan dengan setengah tidur. Tiba-tiba, layar setengah penuh itu terlihat warna gambar bintang kejora yang menawan. Sa bangun tiba-tiba, mataku melotot dengan cermat melihat aksi kibar bendera Kejora. Ternyata, ku baru mendengar bila kejoraku di pampang oleh beberapa kawanan Aktivis Mesjid di Solo. Ku tidak menduga kalau akhirnya mereka menolak gerakan pembebasan kami dengan membakar identitas, budaya, darah dan juang ku. Warna abadi itu dibakar para dangkal ideologi budaya dan nasionalis karbitan yang dungu sejarah. Hati tak tenang, emosi terbangkit. Detak jantung semakin cepat. Sakit hati. Mereka membakarnya. "para demonstran membakar bendera separatis OPM" ini berita yang ku dengar. Rasa tidak terima menemani ruang kosong. Ku sedang marah tinggi, bukan karena simbul negara, tapi ku tak menduga masih ada manusia Jawa yang dangkal nasionalismenya. Mereka tidak tahu, entah malas, atau kenapa bila Merah Puti, bendera kebangsaan mereka adalah lahir dari simbol sejarah makanan pokok Jawa, yaitu Merah yang berarti Gula Jawa/aren. Sedang Putih sebagai warna Nasi. Bukankah sejarah Merah putih sudah tidak mencangkup NKRI, yaitu mengklaim Papua sebagai bagian dari tanah air Merah Putih? Sayangnya, bangunan nasionalisme pancasila tidak berakar NKRI. Sejak berita ini sa dengar, sa bingung tak berdaya. Mengapa masih ada orang Jawa yang masih melanggengkan politik kekuasaan yang masih menggadai falsafah Kerajaan Majapahit sehingga rakyat Jawa hilang dan melarat tak berdaya dari bangsa-bangsa (kerajaan-kerajaan yang menjaya semestinya). Tapi, sa kembalikan kontrol. Sa menarik nafas berharap redah emosi.Sa ingin tak terlalu jauh dan agresif menanggapinya. Sa kembali merenung. Bertanya dalam hati. Apa arti sebuah simbol?, "what's a flag". Sa menanggap, memang ketidaktahuan inilah akibatnya. Kekuasaan dan rakyat Pengikut kuasa RI inilah yang telah mengorbankan kemanusiaan. NKRI lebih penting dari manusia Papua Barat. Seharusnya, manusia diletakan lebih penting dari sekedar simbol. Rakyat Solo seharusnya sadar, bukankah ratusan pejuang dan ribuan rakyat telah mati sia-sia demi perjuangan RI? bukankah pengorbanan itu untuk pembebasan rakyat Jawa? tapi apa kini yang dirasakan? Papua tidak termasuk dalam perjuangan Merah Putih, so kenapa harus ikut urus perjuangan rakyat Papua? Tapi, entahlah, sa tidak mau terus bertanya dalam kepeningan otak. Hati tak terima, tapi harus aku kuat untuk menahan gejolak dendam ini. Sebab, bila bendera dibakar, tapi darah juangku akan terpatri semurni emas dan tak sa tau pekikan M tak akan pernah terbakar oleh kekejaman dunia.